AHLAN WA SAHLAN

بسم الله الرحمن الرحيم


من أصلح أمر اخرته أصلح الله له دنياه

“Barang siapa memperbaiki urusan akhiratnya, niscaya Alloh memperbaiki urusan dunianya"

Rabu, 09 Maret 2011

TEMAN

By : Binti Muhammad

بسم الله الرحمن الرحيم

ياايها الذين امنوا لا تتخذوا بطانة من دونكم لا يألونكم خبالا* ودوا ماعنتم* قد بدت البغضاءمن افواههم* وما تخفي صدورهم اكبر* قد بينا لكم الايت ان كنتم تعقلون (١۱٨

“ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu sebagai teman kepercayaanmu, karena mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat, jika kamu mengerti.”

Asbabul nuzul ayat ini adalah :
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dari Ibnu Abbas yang berkata bahwa segolongan dari orang Islam menjalin hubungan dengan orang-orang Yahudi, baik karena berdekatan tempat tinggal maupun karena suatu ikatan perjanjian tertentu semenjak masa sebelum Islam datang. Kemudian, Alloh memperingatkan mereka dalam melangsungkan hubungan itu karena kebiasaan orang Yahudi yang sering menimbulkan kekacauan. Lalu, turunlah ayat ini. (Lubabun Nuzul : 45)

Tafsir :
Adapun yang dimaksud lafad لا تتخذوا (jangan menjadikan) merupakan larangan dari Alloh bagi orang-orang yang beriman untuk menjadikan بطانة, yakni lafad بطانة berasal dari kata بطن yang artinya batin atau dalam sehingga disini بطانة diberi arti teman curhat. Sedangkan menurut Dr. Wahba Zuhaili maksud dari lafad بطانة adalah teman kepercayaan yang menyangkut kekuasaan. Dari arti tersebut menunjukkan arti yang sama yaitu intinya teman yang dapat dipercaya atau bisa juga disebut teman curhat. Teman curhat yang bagaimana yang dilarang? Teman curhat yang من دونكم yaitu teman yang di luar kalangan kamu, tidak seaqidah dengan kamu atau lawan jenis yang bukan muhrim. Hal ini menurut Imam Qurthubi adalah tidak boleh menjadikan teman curhat dari orang Yahudi, Nashoro dan orang Islam yang hanya mengedepankan nafsunya saja. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Alloh SWT melarang orang mukmin untuk menjadikan orang Yahudi, Nashoro, bahkan orang Islam yang hanya mengedepankan nafsunya sebagai teman kepercayaan dan Sebaiknya orang mukmin membatasi berteman akrab dengan mereka serta hendaknya pula orang mukmin senantiasa berfikir yang baik. Mengapa Alloh SWT melarang hal demikian? Lanjutan ayat tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak henti-hentinya menyusahkan orang mukmin, mengharapkan kehancuran orang mukmin, kebencian dari mulut mereka telah nyata walau terkadang mereka bisa menyembunyikannya dengan mulut manisnya dan hati mereka telah tersembunyi kejahatan. Kesemuanya ini telah dijelaskan dalam ayat-ayat Alloh, tapi apa yang terjadi? Kita selaku orang Islam yang harus percaya, yakin dan taat kepada firman Alloh SWT sering kali mengabaikan ayat-ayat tersebut, padahal telah dijelaskan pula sebab-sebab orang mukmin dilarang berteman dengan mereka sebagaimana dua ayat di bawah ini:
ها انتم اولاء تحبونهم ولا يحبونكم وتؤمنون بالكتاب كله* واذا لقوكم قالوا امنا* واذا خلوا عضوا عليكم الا نامل من الغيظ* قل موتوا بغيظكم* ان الله عليم بذات الصدور (۱١٩
“Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata: “kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah! Matilah kamu karena kemarahanmu itu!” Sungguh Alloh Maha Mengetahui segala isi hati.”
ان تمسسكم حسنة تسؤهم* وان تصبكم سيئة يفرحوا بها* وان تصبروا وتتقوا لا يضركم كيدهم شيئا ان الله بما يعملون محيط (۱۲٠
“ Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh, Alloh Maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan.”

Dari berbagai macam teman memang ada empat jenis teman sebagaimana yang ana sebutkan di bawah ini:
1.Teman yang seperti makan dan minum, yaitu para ulama’ dan asatidz karena setiap hari kita harus bahkan wajib untuk menimba ilmunya supaya ruhani kita sehat dan tidak kelaparan yang akhirnya menyebabkan sakit jika kita tidak mendapatkan ilmunya.
2.Teman yang seperti obat (الدواء), yaitu teman yang dapat menyembuhkan kita baik dhohir maupun batin atau teman yang kita butuhkan saat kita sedang sakit.
3.Teman yang seperti penyakit (الداء), yaitu teman yang menjerumuskan kita dan membuat kita sakit hati atau tersakiti baik dhohir maupun batin.
4.Teman yang menghancurkan, yaitu teman yang menjadikan kita jauh dari الله (na’udzubillahi min dzalik).
Semoga kita dijadikan Alloh SWT menjadi teman yang sebagaimana no 1 dan 2 serta mendapatkan teman juga demikian. “Hanya kepada Mu ya Alloh aku menyembah dan hanya kepada Mu pula aku mohon pertolongan. Tunjukkan kami ke jalan yang benar, yakni jalan orang-orang yang Engkau beri petunjuk bukan jalan orang-orang yang Engkau sesatkan. Amin Ya….. mujibas Saailiin.
Bicara tentang pertemanan, ana selalu teringat pesan ustadz di pesantren dulu. Beliau menasehati kepada kita semua, bahwa teman itu berbagai karakter, jadi kita harus sabar dalam berteman dan apabila kita disakiti balaslah dengan senyum dan kebaikan.
Ya… Alloh, dari dulu sampai sekarang ana masih terus dan terus belajar tentang hal tersebut, namun apabila masih belum bisa maka ampuni segala kesalahan ana dan bimbing ana untuk menjadi hamba Njenengan yang Sholihah dan selalu melakukan kebaikan untuk kemanfaatan umat. Amii…n.
Akhirnya saat itu ana menghasilkan coretan di bawah ini:
Persahabatan sejati ……
Persahabatan yang saling mengerti,
Keluar dari lubuk hati nurani,
Tanpa didasari suatu materi dan emosi,
Hanya karena mencari ridho Illahi,
Demi tercapainya ukhuwwah islami.
والله أعلم

(Baiti,pukul 00:49, Rabu 09 Maret 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar