AHLAN WA SAHLAN

بسم الله الرحمن الرحيم


من أصلح أمر اخرته أصلح الله له دنياه

“Barang siapa memperbaiki urusan akhiratnya, niscaya Alloh memperbaiki urusan dunianya"

Jumat, 10 Desember 2010

TAFSIR YUNUS :54

بسم الله الرحمن الرحيم

وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي الْأَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهِ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan kalau setiap orang yang dzalim itu (mempunyai ) segala yang ada di bumi, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan adzab itu. Kemudian diberi keputusan di antara mereka dengan adil dan mereka tidak di dzalimi (Yunus : 54)
Jum’at, 10 Desember 2010


Allah swt. menjelaskan bahwa seandainya tiap-tiap orang yang menganiaya diri mereka, yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain, mempunyai seluruh kekayaan yang ada di bumi, dan diberi kemungkinan kepada mereka untuk menebus diri mereka agar mereka selamat dari siksa Allah dengan seluruh kekayaan yang mereka miliki, tentulah kesalahan mereka tidak terimbangi dengan tebusan mereka itu. Apalagi pada saat itu tidak diterima lagi tebusan, maka tidak ada perlindungan lagi bagi mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari siksaan Allah swt. Sedang pada saat tibanya azab yang mereka saksikan sendiri dengan sebenar-benarnya mereka berusaha menyembunyikan penyesalan itu. Hal yang demikian itu karena mereka telah benar-benar mengetahui bahwa segenap usaha yang mereka lakukan tidak ada gunanya lagi, baik ia menjerit sekuat-kuatnya atau membungkam seribu bahasa. Pada saat itu keputusan Allah swt. telah dijatuhkan di antara mereka dengan seadil-adilnya. Mereka akan merasakan siksaan atas seluruh tindakan mereka, baik tindakan mereka yang secara fanatik buta mengikuti nenek moyang mereka yang tetap bergelimang dalam kemusyrikan.
Apabila mereka mendapat siksaan serupa itu tidaklah dapat dikatakan bahwa Allah menganiaya mereka, tetapi mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka. Siksaan Allah yang akan menimpa mereka itu digambarkan sebagai berikut:

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

Artinya:
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang-orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."
(Q.S. An Naba': 40)
Dan firman-Nya:

يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Artinya:
Kecelakaan besarlah bagiku kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku).
(Q.S. Al-Furqan: 28)
Dan firman-Nya:

لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Artinya:
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.
(Q.S. Al-Furqan: 29)