AHLAN WA SAHLAN

بسم الله الرحمن الرحيم


من أصلح أمر اخرته أصلح الله له دنياه

“Barang siapa memperbaiki urusan akhiratnya, niscaya Alloh memperbaiki urusan dunianya"

Selasa, 31 Mei 2011

BULAN RAJAB YANG BERKAH

By: Binti Muhammad

Islam telah mengajarkan semua hari itu baik dan semua bulan itu baik. Dari semua yang baik tersebut tentu ada yang istimewa, sebagaimana Allah SWT telah menjadikan bulan dalam satu tahun berjumlah dua belas, yang mana setiap bulan itu pasti baik, apabila pada setiap bulan kita melakukan amalan-amalan yang diridhoi oleh Alloh SWT dan sebaliknya setiap bulan akan menjadi jelek, apabila dalam bulan-bulan tersebut kita telah melakukan pekerjaan yang tidak diridhoi oleh Alloh SWT. Namun dengan demikian, Alloh SWT memuliakan dan mengistimewakan empat bulan yakni bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharom dan Rajab sebagaimana disebutkan dalam hadits muslim Rasulullah SAW. Adapun empat bulan tersebut disebut dengan bulan haram sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. At Taubah ayat 36 yang berbunyi:

إن عدة الشهور عند الله اتنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات والأرض منها أربعة حرم
(التوية :۳٦)
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram” (at Taubah : 36)

Adapun yang dimaksud bulan haram yaitu bulan yang terhormat, bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, harus ada kasih sayang, harus saling hormat dan menghormati, tidak boleh berperang dan menganiaya, harus mewujudkan perdamaian dan kedamaian. Namun hal ini bukan berarti selain bulan haram diperkenankan berbuat tidak kasih sayang, tidak hormat menghormati dan perbuatan buruk lainnya. Hal ini salah besar. Jadi maksudnya adalah dalam bulan haram melakukan kebaikan-kebaikan yang telah disebutkan di atas akan melipat gandakan pahala kita daripada melalukannya di bulan selain bulan haram sebagaimana dalam riwayat Nabi Muhammad SAW :
إن لله في أيام دهر كم لنفحات فتعرضوا لها
“Sesungguhnya Allah SWT pada waktu-waktu kehidupanmu (pada hari-hari tertentu dan bulan-bulan tertentu) itu memberikan keistimewaan tersendiri, maka raihlah waktu-waktu istmewa tersebut”.
Salah satu dari bulan istemewa tersebut adalah Bulan Rajab, oleh karena itu, mari kita perbanyak amal ibadah dalam bulan ini. Adapun keistmewaan bulan Rajab sebagaimana sabda Rosulillah SAW:
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم خمس ليال
لا ترد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب وليلة النصف من الشعيان وليلة الجمعة وليلة الفطر
وليلة النحر ( رواه ابن عساكر وأخرجه السيوطي في الجامع )

Dari Abi Umamah Rodhiyallohuanhu, beliau berkata: Rosululloh SAW bersabda : ada lima malam yang mana tidak tertolak (oleh Allah SWT) do’a di dalamnya: malam pertama bulan Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha (Riwayat Ibnu ‘Asaakir dikutip oleh As Suyuuthi dalam kitab Jami’u Shoghir)

Keistemewaan yang lain dalam sabda Nabi Muhammad SAW :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن في الجنة نهرا يقال له رجب أشد بياضا من
اللبن وأحلى من العسل من صام يوما من رجب سقاه الله من ذلك النهر . ( رواه البيهقي)

Rosulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di Surga ada sungai yang disebut dengan Rajab (isinya) lebih putih dari pada susu dan lebih manis dari pada madu. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka Allah SWT memberi minum dari sungai tersebut”. (Riwayat Imam Baihaqi)

Do’a Bulan Rajab

Rasulullah SAW menyiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan selama dua bulan yaitu bulan Rajab dan bulan Sya’ban, jadi bulan Rajab merupakan starting awal untuk menghadapi Bulan Suci Ramadhan dengan memperbanyak do’a dan memperbanyak amal sholih agar kita lebih siap dalam melaksanakan ibadah di bulan Puasa.

عن أنس رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال :
Dari Anas Rodhiyallohuanhu berkata: Rosululloh SAW ketika memasuki bulan rajab mengucapkan:

اللهم بارك لنا في رجب و شعبان وبلغنا رمضان

“ Ya Alloh, Berkahilah kami di bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan Sampaikanlah (umur) kami pada bulan Ramadhan”.

Hadist di atas di atas disebutkan dalam banyak keterangan, seperti dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad di dalam kitab Zawaa’id alMusnad (2346), Al Bazzar di dalam musnadnya sebagaimana disebutkan dalam kitab Kasyf alAtsaar (616), Ibnu asSunny dalam kitab ‘Amal alYaum wa alLailah (658), Ath Thabarany dalam al Mu’jam al Ausath (3939), Kitab ad Du’a” (911) dan masih banyak kitab lain yang menerangkan.

Bulan Rajab juga merupakan bulan taubat, yang mana dalam bulan ini kita harus benar-benar memotivasi dan memaksmalkan diri untuk bertaubat dan selalu memohon ampunan kepada alloh SWT. Seorang ulama’ ahli hadist al Imam Muhammad bin Abdullah Al Jardani Rohmahulloh menerangkan dalam kitab hadist Misbahud Dholam, bahwa orang yang membaca :

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَتُبْ عَليَّ ٧٠ ×
Pada setiap ba’da isya’ atau pagi dan sore hari di bulan Rajab, maka orang tersebut terhindar dar siksa api neraka (dosanya diampuni oleh Alloh SWT).

Dalam suatu riwayat Rosululloh SAW bersabda: “Barang siapa membaca tasbih:

سبْحانَ اْلحَيِّ اْلقَيُّوْمِ
dari tanggal 1 bulan Rajab sampai tanggal 10 sebanyak 100 kali, dan membaca tasbih:

سبْحاَنَ اللهِِ اْلأحَد ِالصَّمَدِ

Dari tanggal 11 bulan Rajab sampai tanggal 20 sebanyak 100 kali, serta membaca tasbih:

سبْحاَنَ اللهِِ الرَّؤُوْفِ
Dari tanggal 21 bulan Rajab sampai akhir bulan Rajab 100 kali.

Orang yang membaca tasbih ini dengan cara begini, Rosululloh mengatakan:

لم يصف الواصفون مايعطى من الثواب

Tidak dapat disifati dari banyaknya, Alloh SWT memberikan pahala.

Puasa bulan Rajab

Puasa bulan rajab sebagaimana puasa dalam bualn-bulan yang lain yaitu dihukumi sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah al Bahiliyah, Rosululloh SAW bersabda:
“Puasalah pada bulan-bulan haram (mulya)”. (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Rosululloh SAW juga bersabda:

“Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Alloh SWT tidak pernah bosan hingga kalian bosan”.

Ibnu Hajar menegaskan, bahwa tidak ada hadist shohih, hasan maupun dho’if yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab (dalam kitab Tabyinun Ujb), bahkan beliau meriwayatkan tindakan sahabat Umar yang melarang mengkhususkan bulan Rajab dengan puasa.

Imam asySyaukani dalam kitabnya Nailul Author menulis bahwa ibnu Subki meriwayatkan dari Mahammad bin Manshur asSam’ani yang mengatakan, bahwa tidak ada hadist yang kuat untuk menunjukkan kesunnahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab sebagaimana Abu bakar al Tarthusi yang mengatakan, bahwa puasa Rajab adalah makruh karena tidak ada dalil yang kuat. Meskipun demikian, Imam Asy Syaukani berpendapat, bahwa bila semua hadist yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunnahkan puasanya kurang kuat untuk dijadikan dasar, maka hadist-hadist yang umum seperti di atas tersebut sudah cukup untuk menjadi hujjah atau dasar. Di samping itu, juga tidak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.

Kelanjutan bulan Rajab adalah bulan Sya’ban. Dalam bulan ini kita juga harus memperbanyak amalan-amalan sholih dan berpuasa sunnah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al Nasa’i dan Abu Dawud dishohihkan oleh Ibnu Huzaimah, Usamah matur kepada Rosululloh SAW:
“Wahai Rosululloh, saya tidak melihat Rosul melakukan puasa sunnah sebanyak yang Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban”. Rosul menjawab: “Bulan Sya’ban adalah bulan antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan Sya’ban perbuatan dan amal kebaikan akan diangkat kehadapan Alloh SWT, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”.

Wallohu a’lam bishShowab